Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Dr. dr. Brian Sri Prahastuti, MPH dalam Webinar Nasional Sehati Group berjudul “Terobosan Solusi Digital Layanan Kesehatan untuk Pemenuhan Hak Anak Menuju Generasi Emas Indonesia Maju”, tingkat AKI di Indonesia mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran hidup. Yang artinya, ada 2 kematian ibu di Indonesia setiap jamnya. Estimasi AKI di Indonesia juga menunjukkan tidak adanya penurunan yang signifikan selama 3 dekade terakhir.
Untuk mengatasi AKI, Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mencanangkan program Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) sejak tahun ‘90-an. Namun, dikutip dari Pedoman PWS KIA yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2010, program ini belum berjalan dengan optimal karena adanya beberapa kendala di tingkat kabupaten dan kota.
Hal senada tertulis dalam penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi pada 2007 itu menyatakan ada beberapa kendala yang dihadapi oleh tenaga kesehatan di lapangan yang membuat program PWS KIA belum optimal. Beberapa di antaranya adalah distribusi formulir pencatatan PWS KIA yang kadang tidak lancar, bidan yang masih merangkap tugas sehingga tidak cukup waktu untuk membuat laporan, serta kondisi geografis dan minimnya akses transportasi yang membuat bidan koordinator atau bidan desa sulit menjangkau tempat yang jauh.
Sehati Dashboard Bisa Menjadi Solusi
Untuk mengoptimalkan keberhasilan program PWS KIA, solusi inovatif diperlukan. Dan Sehati Dashboard bisa jadi adalah jawabannya.
Sehati Dashboard merupakan solusi inovatif dari rangkaian ekosistem kesehatan yang dimiliki oleh Sehati Group. Dengan Sehati Dashboard, data bidan serta ibu hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah dapat terhimpun dan terpantau dengan mudah. Inilah beberapa manfaat yang dapat dirasakan dinas kesehatan, puskesmas, maupun bidan sebagai garda terdepan jika menggunakan Sehati Dashboard.
Memudahkan Bidan Membuat Pelaporan
Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu kendala program PWS KIA adalah adanya rangkap tugas bidan di lapangan. Hal ini membuat bidan sulit mencari waktu untuk melengkapi laporan. Hal ini tak perlu terjadi jika suatu wilayah telah menggunakan Sehati Dashboard.
Mengapa? Sebab Sehati Dashboard terhubung langsung dengan aplikasi Sehati Bidan yang merupakan aplikasi pencatatan bagi bidan. Data yang dimasukkan oleh bidan di aplikasi saat melakukan ANC akan bisa di-generate secara otomatis menjadi laporan kohort. Pun, datanya otomatis terkoneksi dengan laman Sehati Dashboard. Data ini kemudian dapat langsung diakses oleh puskesmas pengampu maupun dinas kesehatan di tingkat kabupaten/ kota dan provinsi. Bidan pun cukup fokus memeriksa pasien saja dan tak perlu direpotkan dengan urusan administratif pembuatan laporan.
Mengatasi Kendala Akses Transportasi bagi Bikor
Bikor atau bidan koordinator yang biasanya memantau dari puskesmas pengampu pun tak perlu pusing memikirkan akses transportasi untuk mencapai wilayah yang jauh. “Dengan Sehati Dashboard, saya bisa langsung melihat data pemeriksaan ANC yang dilakukan oleh tiap-tiap bidan desa saat itu juga. Datanya pun komplet karena data yang diminta oleh aplikasi Sehati Bidan sangat lengkap,” ungkap Bidan Tiana Ginting, Bidan Koordinator Puskesmas Hiliweto Gido Kab. Nias saat memberikan testimoninya kepada kami.
Mengetahui Jumlah Bidan di Wilayah
Puskesmas maupun dinas kesehatan juga bisa mengetahui secara real time jumlah bidan yang aktif di wilayahnya. Dengan catatan, semua bidan di wilayah tersebut memang diimbau untuk menggunakan aplikasi Sehati Bidan untuk mencatat pemeriksaan ibu. Jumlah bidan yang terpantau secara real time juga membuat dinkes mampu menilai apakah jumlah bidan di suatu wilayah terbilang kurang atau cukup.
Mengetahui Jumlah Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas Terdaftar, termasuk Capaian K1, K4, Pn, dan KF
Setiap ibu hamil, bersalin, dan nifas yang tercatat datanya dalam aplikasi Sehati Bidan akan tercantum pula secara otomatis di Sehati Dashboard. Tak hanya itu, capaian K1, K4, Pn, dan KF pun dapat terpantau dengan mudah. Dengan mengetahui data ini, Dinkes dapat menilai apakah peran masyarakat di wilayahnya dalam mewujudkan sasaran pembangunan kesehatan sudah tinggi. Jika dirasa belum, dinkes dapat langsung menentukan gerakan.
Memuat Data Faktor Risiko Tertinggi
Salah satu fitur unggulan yang dimiliki oleh Sehati Dashboard adalah adanya data rekapitulasi faktor risiko. Ini bisa terjadi karena Sehati Dashboard terkoneksi dengan aplikasi Sehati Bidan. Aplikasi Sehati Bidan sendiri dapat mendeteksi dini faktor risiko secara otomatis pada ibu hamil berdasarkan data ANC yang dimasukkan oleh bidan.
Ketika seorang ibu yang diperiksa oleh bidan memiliki faktor risiko yang terdeteksi oleh aplikasi, datanya pun akan masuk ke Sehati Dashboard. Di akhir bulan, Sehati Dashboard akan menampilkan rekapitulasi faktor risiko dan mengurutkannya dari yang tertinggi.
Sehati Dashboard sebagai Alat Pendukung Pengambilan Keputusan
Sehati Dashboard menampilkan banyak data yang dibutuhkan oleh puskesmas maupun dinas kesehatan. Beberapa data dapat digunakan untuk memutuskan pengambilan keputusan. Data jumlah bidan misalnya bisa membuat puskesmas ataupun dinkes mengetahui persebaran bidan di suatu wilayah. Bila dinilai tidak merata, dinkes bisa memutuskan strategi tertentu. Begitu pula dengan data faktor risiko. Sejumlah faktor risiko tertinggi yang ditampilkan oleh Sehati Dashboard bisa membantu dinkes mengambil keputusan tentang intervensi yang akan diberikan.
Sumber: