Pemeriksaan CTG atau cardiotocography penting untuk dilakukan oleh ibu hamil, khususnya ibu hamil trimester 3. Pasalnya, pemeriksaan CTG, baik dengan CTG konvensional maupun TeleCTG, dapat mengukur 3 hal penting untuk menilai kondisi janin dalam kandungan, yakni detak jantung janin, gerakan janin, dan kontraksi ibu.
Lantas, kapan waktu tepat menyarankan kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan CTG?
Memasuki Usia ke-28 Minggu Kehamilan
Usia kehamilan ini adalah usia minimal yang disarankan untuk melakukan pemeriksaan CTG. Mengapa? Ini karena pemeriksaan CTG memakan waktu sekitar 20-30 menit dan dalam kurun waktu itu membutuhkan posisi janin yang stabil agar detak jantung dapat terekam dengan baik. Di usia kehamilan 28 minggu, janin biasanya sudah tidak banyak bergerak dan lebih stabil.
Di usia kehamilan 28 minggu pula, ibu biasanya sudah sering mengalami kontraksi palsu atau braxton hicks. Pemeriksaan CTG bisa membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui jenis kontraksi yang terjadi pada ibu, palsu atau bukan. Dengan demikian, tenaga kesehatan bisa terbantu untuk mengambil keputusan.
Memiliki Faktor Risiko
Ketika ibu hamil memiliki faktor risiko seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, pemeriksaan CTG pun dianjurkan. Pasalnya, janin dari ibu dengan faktor risiko seperti diabetes berpotensi mengalami kondisi gawat janin seperti kekurangan oksigen. Dengan pemantauan CTG berkala, kondisi gawat janin dapat terdeteksi secara dini sehingga dampak yang lebih berbahaya dapat diantisipasi.
Cairan Ketuban Sedikit
Oligohidramnion atau cairan ketuban sedikit juga dapat memicu kondisi gawat janin. Detak jantung janin pada kehamilan oligohidramnion biasanya lebih cepat daripada umumnya. Pemeriksaan CTG secara berkala dianjurkan pada kondisi ini agar tindakan bisa segera dilakukan jika didapati kondisi yang membahayakan nyawa janin.
Gerak Janin Melambat atau Berkurang
Jika ibu melaporkan gerak janin yang lambat atau berkurang, tenaga kesehatan mesti menganjurkan pemeriksaan CTG. Dengan CTG, gerak janin dalam kurun waktu tertentu dapat terdata dengan baik. Tenaga kesehatan juga bisa melihat pola detak jantung janin setelah muncul gerakan. Kondisi janin yang normal akan menunjukkan peningkatan detak jantung setelah gerakan muncul.
Ibu Mengalami Demam
Ketika ibu hamil mengalami demam, detak jantung janin perlu dipantau dengan CTG. Pasalnya, saat ibu demam, detak jantung janin seringkali mengalami kenaikan hingga di atas 160 kali per menit atau takikardia yang tentu membahayakan bagi janin.
Jelang Persalinan
Menjelang persalinan, rahim akan terus berkontraksi. Kontraksi yang terlalu kuat mungkin akan mengganggu suplai darah dan oksigen ke janin. Pemeriksaan CTG esensial selama periode ini untuk memastikan kondisi janin tetap baik selama kontraksi berlangsung. Harapannya, detak jantung serta gerakan janin tidak melemah setelah kehadiran kontraksi atau janin tidak mengalami stres.
Itulah beberapa kondisi di mana pemeriksaan CTG disarankan kepada ibu hamil. Segera sarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan CTG jika melalui hal di atas. Pemeriksaan CTG yang tepat dapat menghindarkan kematian ibu dan bayi.