Mariana A. Saliana atau yang akrab disapa Maria adalah seorang bidan sekaligus Pengelola KIA Dinkes Kabupaten Kupang. Saat ini, ia dan rekan-rekannya di Kupang tengah berjuang menurunkan angka stunting, AKI, maupun AKB.
Dalam perjuangan menurunkan stunting, AKI, dan AKB, banyak kendala yang mereka hadapi. Dua di antaranya adalah kondisi geografis yang menantang dan minimnya tenaga kesehatan.
Seperti yang diungkapkan Maria kepada Okezone, beberapa daerah di Kupang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan untuk mencapai daerah tersebut diperlukan menyeberang sungai beberapa kali. Akses untuk perawatan medis pun sulit hingga kadang membutuhkan waktu 24 jam bagi ibu hamil untuk mendapatkan perawatan.
Maria juga menuturkan bahwa saat ini hanya tersedia satu dokter spesialis obgyn di Kabupaten Kupang sehingga kondisi ibu hamil sulit terpantau dengan optimal. “Kami dulu punya dua dokter spesialis tapi sekarang satu orang sudah pulang,” ucap Maria seperti dikutip dari Okezone. Faktor risiko yang berpotensi menyulitkan kehamilan dan berkontribusi terhadap kematian ibu pun kerap sulit terdeteksi.
Namun, kesulitan tadi seolah lenyap ketika Bidan Maria bertemu dengan Sehati. Keberadaan aplikasi Sehati Bidan, Sehati TeleCTG, serta Sehati Dashboard telah mempermudah kerja Bidan Maria dan kawan-kawan tenaga kesehatan ibu di Kabupaten Kupang.
“Ini seperti kiriman dari Tuhan untuk kami,” kata Bidan Maria,”Aplikasi Sehati Bidan memungkinkan deteksi dini faktor risiko. Ibu hamil hanya perlu diinput datanya di aplikasi lalu keterangan mengenai faktor risiko langsung muncul.”
Menurut Bidan Maria, saat ini aplikasi Sehati Bidan telah digunakan oleh 14 puskesmas di Kab. Kupang. Seluruh data pun bermuara pada Sehati Dashboard yang ia pantau langsung di dinas kesehatan. “Dengan Dashboard dari Sehati, deteksi faktor risiko jadi lebih mudah. Ini dapat mencegah kematian ibu, bayi, bahkan stunting. Ya, stunting pada generasi mendatang dapat dicegah karena deteksi faktor risiko sejak dini,” ucapnya.
Tak hanya itu, Bidan Maria juga sangat menggaungkan pemanfaatan TeleCTG. Menurutnya, kehadiran TeleCTG sangat menguntungkan mereka karena hanya ada satu dokter spesialis obgyn di Kab. Kupang. “TeleCTG tersambung langsung dengan Consultation Center (CC) di Jakarta yang dijawab langsung oleh dokter obgyn. Biar hanya ada satu (obgyn) di Kupang, sekarang jadi ada banyak berkat CC,” ujarnya sambil tertawa.
Dengan deteksi dini faktor risiko ditambah penggunaan TeleCTG, kini angka kematian ibu maupun stunting sudah mulai menurun. Angka kematian ibu yang tadinya berjumlah 8 turun menjadi 5. Stunting pun turun dari 24,2% menjadi 18,2%. “Berat bayi lahir rendah juga sudah mulai berkurang,” kata Bidan Maria.
“Berkat Sehati, bidan-bidan kami merasa sudah tidak sendirian lagi untuk menurunkan AKI dan AKB. Selanjutnya, kami akan menganggarkan 12 puskesmas untuk diberikan pelatihan aplikasi Sehati Bidan,” ucapnya.
Dengan semakin banyaknya penggunaan Aplikasi Sehati Bidan serta Sehati TeleCTG di puskesmas-puskesmas di Kabupaten Kupang, Bidan Maria berharap AKI dan AKB di sana bisa terus menurun jumlahnya.
Sumber: