Pemanfaatan TeleCTG untuk Penguatan Pelayanan Kesehatan Ibu di Masa Pandemi Covid-19 di Kupang

telectg di masa pandemi
Bagikan cerita ini

Studi kasus yang dilakukan oleh Sehati TeleCTG di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, memperlihatkan adanya dampak positif yang dirasakan Bidan dalam kenyamanan dan rasa lebih percaya diri dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan penggunaan Sehati TeleCTG. Selama tahun 2020, 14 Puskesmas yang menggunakan TeleCTG di Kabupaten Kupang terbukti dapat menekan angka kematian ibu, dengan keterbatasan jumlah tenaga kesehatan. 

Tantangan dalam kondisi geografis, sosial budaya serta persebaran tenaga kesehatan yang belum sama rata menjadi penyebab sulitnya Indonesia mencapai target penurunan angka kematian ibu, angka kematian neonatal dan stunting. Pandemi Covid-19 di tahun 2020 menambah tantangan yang harus dihadapi. Beban kerja tenaga kesehatan pada masa pandemi pun berdampak pada kualitas pemenuhan kunjungan asuhan kehamilan pada ibu hamil.

TeleCTG merupakan alat kesehatan berbasis IoT yang memungkinkan bidan untuk memantau kondisi janin dan berkonsultasi dengan dokter kandungan di Pusat Konsultasi. TeleCTG merupakan bagian dari Sehati TeleCTG, yakni ekosistem pelayanan kesehatan maternal jarak jauh, berbasis inovasi dan teknologi tepat guna, yang secara sinergis memberikan informasi lengkap dan real time mengenai kehamilan kepada para penggunanya. Solusi Sehati TeleCTG terdiri dari aplikasi Sehati Bidan, TeleCTG, Sehati Ibu, Sehati Dashboard, dan Pusat Konsultasi.

Bagaimana studi dilakukan

Selama awal tahun 2021, Sehati TeleCTG meneliti perbedaan pelayanan yang diterima Puskesmas yang menggunakan ekosistem Sehati TeleCTG (sebanyak 14 Puskesmas) dan yang tidak menggunakan (sebanyak 12 Puskesmas). Dari kedua kelompok Puskesmas tersebut terdapat kesenjangan jumlah tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan. 

Pada 14 Puskesmas yang menggunakan TeleCTG terdapat kekurangan jumlah tenaga kesehatan yang menyebabkan tingginya beban layanan kesehatan di kelompok ini hingga 3 kali lipat dari kelompok Puskesmas yang tidak menggunakan TeleCTG. Rasio bidan di Puskesmas pengguna TeleCTG berada di angka 87/100.000 populasi yang mana idealnya adalah 120/100.000 populasi.

Di lain pihak, studi juga memperlihatkan adanya peningkatan angka kematian ibu di Kabupaten Kupang selama pandemi, baik di Puskesmas yang menggunakan TeleCTG maupun yang tidak. Pada Puskesmas di kelompok pertama (pengguna TeleCTG), kematian ibu meningkat dari 2 di tahun 2019 menjadi 5 di tahun berikutnya. Sementara pada Puskesmas yang tidak menggunakan TeleCTG, ditemukan kematian ibu meningkat dari 3 menjadi 6 di tahun 2020. 

Dari jumlah kematian ibu di tahun 2020 tersebut, 50 persen terjadi di rumah. Selain itu, dari data Pusat Konsultasi Sehati TeleCTG, ke-11 kasus kematian ibu tersebut juga tidak mendapatkan intervensi atau pemeriksaan dengan alat TeleCTG. Sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh perdarahan dan saat ibu dibawa ke fasilitas kesehatan dalam kondisi tidak baik atau telat rujuk. 

Merasa nyaman dan percaya diri

Di lain pihak, keberadaan TeleCTG di Puskesmas dirasakan manfaatnya bagi bidan. Sebanyak 69,1% bidan menyatakan setuju sementara 10,9% bidan menyatakan sangat setuju pada pernyataan bahwa TeleCTG meningkatkan kunjungan pemeriksaan kehamilan di 14 Puskesmas pengguna. Bidan pada kelompok pengguna juga merasa lebih nyaman dengan kehadiran TeleCTG dalam membantu memberikan pelayanan dan mendiagnosa ibu hamil yang memiliki faktor risiko. 

Sistem pemantauan dan pemeriksaan ibu hamil dengan TeleCTG untuk memonitor kesejahteraan janin meningkatkan kualitas deteksi faktor risiko lebih dini pada ibu hamil dan janin. Hasil analisa data kesehatan di Kabupaten Kupang memperlihatkan penurunan penanganan komplikasi kebidanan sampai 42%. Hal ini menunjukkan bahwa komplikasi tersebut dapat dicegah dengan memberikan intervensi dini pada ibu hamil yang memiliki risiko. 

Dengan demikian, telehealth seperti Sehati TeleCTG dapat menjadi solusi untuk menjaga kesinambungan perawatan selama pemberlakuan kebijakan PPKM di masa pandemi. TeleCTG memungkinkan perluasan akses ke pelayanan kehamilan dan persalinan dan dapat membantu mengurangi masalah kesehatan bagi ibu hamil, terutama selama pandemi Covid-19. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *